Selasa, 04 November 2014

“Selamat Tinggal Putih Abu-abu dan Selamat Datang Almamater Orange ”




“Selamat Tinggal Putih Abu-abu dan Selamat Datang Almamater  Orange ”
Kicauaan burung membangunkan dari tidurku pagi ini, ku membuka mata dan duduk di tepi tempat tidurku, tak lama kemudian aku bangun lalu membuka jendela seraya menjawab kicauan burung itu dengan senyuman. Sang mentari menerangi bumi dengan senangnya dan hembusan angin seperti menari-nari dihadapanku sesuka hatinya dengan suka rela dia menghancurkan rambutku yang sudah berantakan ini karena belum ku rapikan sejak bangun, tapi aku tetap merasakan kebahagiaan pagi yang diberikannya.. J
Aku siap dengan pakaian kemeja putih dan rok hitam serta jilbab hitam yang ku kenakkan di tubuhku pagi ini. Tak ada lagi pakaian putih abu-abu, tak ada lagi kenangan indah yang dapat ku ukir dengan pakaian putih abu-abu itu, tak ada lagi sahabat-sahabat konyolku, tak ada lagi canda tawa bersama mereka..
Rindu pagi ini tersaji dalam  tetesan air mata dan butiran-butiran indahnya. Memaksaku  mengukirnya dalam harap yang menjulang. Selamat datang rindu yang selalu setia menemani desir nafas hingga sekarang. Menciptakan rindu ternyata begitu gampang sedih rasnya melihat kenyataan bawa sekarang aku bukan lagi bagian dari putih abu-abu dan aku tak dapat lagi mengukir kenangan indah dengan mereka.
 ku pandangi kembali pakaian yang ku kenakkan tiba-tiba rasa  rindu, bahagia dan haru pun menyelimuti hatiku pagi ini. Ku menarik nafas panjang lalu ku langkahkan kaki ini keluar dari rumah kecil sederhanaku. Sedih rasanya meninggalkan masa putih abu-abu  yang penuh dengan keindahan tapi entah mengapa aku juga merasakan kebahagiaan setelah perjuangan yang panjang akhirnya aku dapat menginjakkan kakakiku di Universitas Negeri Makassar
Aku datang pagi sekali saat itu, ternyata sudah banyak orang di sana, jelas mereka juga sedang mengenakan pakaian yang sama denganku. Akhirnya aku masuk dan melangkahkan kaki pertamaku di Universitas Negeri Makassar sebagai Mahasiswa Baru dan  pastinya bukan lagi yang ku sandangkan beberapa bulan belakangan ini sebagai Calon Mahasiswa Baru.. hahah J
Senang sekaligus haru, tak adalagi kata yang dapat teruraikan olehku. Ku perhatikan sekelilingku tak ada satupun wajah-wajah yang ku kenali di sana, tiba-tiba seseorang memanggil namaku dan ia berhasil membuyarkan lamunanku pagi itu dan akupun berbalik kearah suara tersebut, ternyata temanku yang bernama Rimba Saptra, akupun menyapa sambil melambaikan tangan . hari itu tepat di tanggal 28 agustus 2014 dimana dihari itu semua calon mahasiswa baru yang lulus di universitas yang sama denganku dikumpulkan dan di sahkan sebagai mahasiswa baru Universitas Negeri Makassar.
senang rasnya akhirnya kami bisa menginjakkan kaki kami di fakultas masing-masing. Setelah perkumpulan yang bisa dikatakan sakral itu.. Aku bertemu kembali dengan rimba  berencana untuk kembali kerumah tetapi tiba-tiba aku bertemu temanku dan ternyata ia satu fakultas yang sama dengan ku dan menyarankan aku harus ke BEM untuk mengisi formulir dan memesan almamater.
BEM? Nama yang begitu asing di telinga pikirku sekilas, akupun berjalan mengikutinya dan ia memperkenalkanku dengan beberapa teman. Karena aku blum tau BEM itu dimana?  dan apa sih BEM itu? akupun di antar oleh mereka. Aku berdiri didepan pintu ruangan yang bisa dikatakan sangat kecil itu sambil melihat kedalam ternyata disana begitu ramai oleh orang-orang yang mengenakan pakaian yang sama olehku, akhirnya aku memutuskan hanya berdiri diam di depan pintu menunggu orang-orang yang di dalam keluar dari ruangan kecil  sembari memperhatikan ruangan itu, di dalam sana dua orang kakak cwok yang sedang kewalahan melayani para mahasiswa baru, aku sempat berpikir bem mungkin bisa dikatakan seperti Osis atau bukan sih ?
Tiba-tiba aku kaget mendengar suara yang menyuruhku masuk kedalam, dan ternyata itu suara dari kakak cwok yang ada di dalam sana  akupun langsung melihat kedalam sudah lumayan sepi, karena aku blum tau mau berbuat apa akupun memlih untuk diam duduk manis di dalam, diberikannya selembar kertas oleh kakak cwok itu untungnya aku tidak bodoh-bodoh amat setelah melihat kertas itu tanpa basa-basi aku langsung  tau itu selembaran biodata dan akupun mengisi selembaran itu dengan cepat karena didalam ruangan itu begitu pengap dan bau kaos kaki berteberan dimana-mana ( pikirku kasihan banget kakak cwok ini pasti sudah dari tadi harus menahan nafas haha ). Setelah selesai ku berikan kembali selembaran itu, kakak cwok itu bertanya kalau aku ingin memesan almamater ga ? karena aku ga mau paru-paruku rusak gara-gara berada terlalu lama ditempat ini akhirnya akupun menulis nama ku dengan secepat mungkin. Setelah itu akupun pamit dan cepat-cepat keluar dari ruangan itu.
Tepatnya tanggal 30 agustus 2014  semua maba Universitas Negeri Makassar khususnya fakultas psikologi dikumpulkan kembali di fakultas psikologi. Hari itu aku  datang lumayan telat dan dihukum oleh kakak-kakak yang tak ku kenal satupun. Hari itu kami disambut oleh Bapak Dekan fakultas psikologi beserta jajarannya dan ada perkenalan dari kakak-kakak yang lain. Akhinya di hari itu akupun tau bahwa BEM itu ternyata Badan Eksekutif Mahasiswa yang mengatur mahasiswa baru yang ada di fakultas masing-masing. Dan bukan cuma itu juga  orang-orang yang masuk dalam keanggotaan BEM dapat dikatakan sebagai orang luar biasa karena orang masuk di keanggotaan BEM ia memiliki prestasi-prestasi baik dalam segi organisasi maupun akademik J

Rabu, 02 Mei 2012

AYAH :*

matanya itu, penuh dengan cahaya yang membuatku tenang melihatnya...
mata itu memberikanku sebuah energi yang positif...
pancaran sinar matanya begitu indah.. dan membuatku tak ingin lepas dari tatapan itu...


kadang tatapan itu membuatku takut ketika pancaran sinarnya mulai tak bersahabat lagi...
dulu, sewaktu saya kecil saya sangat senang melihat bola mata ituu...
karena pancaran sinarnya membuatku bahagia..


sekarang pancaran sinar itu perlahan" mulai pudar...
sya takut saya tak  akan melihat pancaran sinar itu...
pancaran sinar itu hanya dimiliki olehnya ...
yaitu seoarang ayah yang sangat sayang padaku..
seoarang ayah yang sangatt tegar...


AYAH  I LOVE YOU ...





Kamis, 19 April 2012

Herbarium Kering


Dalam botani, herbarium  kadang-kadang dikenal dengan istilah herbar inggris – adalah koleksi spesimen tanaman diawetkan. Spesimen ini mungkin seluruh tanaman atau bagian tanaman: ini biasanya akan berada dalam bentuk kering, dipasang pada selembar kertas, tetapi tergantung pada materi juga dapat disimpan dalam alkohol atau pengawet lainnya. Istilah yang sama sering digunakan dalam mikologi untuk menggambarkan koleksi setara dengan jamur diawetkan, atau dikenal sebagai sebuah fungarium.Istilah ini juga dapat merujuk pada bangunan di mana spesimen disimpan, atau lembaga ilmiah yang tidak hanya menyimpan tetapi meneliti ini spesimen. Spesimen yang di herbarium sering digunakan sebagai bahan referensi dalam menggambarkan takson tanaman, beberapa spesimen mungkin jenis.Xylarium adalah spesimen herbarium yang mengkhususkan diri dalam kayu. Sebuah hortorium (seperti di Liberty Hyde Bailey Hortorium) adalah salah satu yang mengkhususkan diri dalam spesimen pengawetan dan pembudidayaan tanaman.
Pengawetan Spesimen
Untuk menjaga bentuk dan warna, tanaman dikumpulkan di lapangan tersebar rata pada lembar kertas dan dikeringkan, biasanya dalam menekan tanaman, antara tinta atau kertas penyerap. Spesimen, yang selanjutnya dipasang pada lembaran kertas putih kaku, diberi label dengan semua data penting, seperti tanggal dan tempat ditemukan, deskripsi tanaman, ketinggian, dan kondisi habitat khusus. Lembar ini kemudian ditempatkan dalam kasus pelindung. Sebagai pencegahan terhadap serangan serangga, tanaman ditekan dibekukan atau diracun dan kasusnya didesinfeksi.Kelompok-kelompok tertentu tanaman yang lembut, besar, atau tidak bisa menerima pengeringan dan pemasangan pada lembaran. Untuk tanaman ini, metode lain untuk persiapan dan penyimpanan dapat digunakan. Sebagai contoh, kerucut konifer dan daun palem dapat disimpan dalam kotak berlabel. Perwakilan bunga atau buah-buahan dapat diawetkan dalam formalin untuk mengawetkan struktur tiga dimensi mereka. Spesimen kecil, seperti lumut dan lumut lichen, sering dikeringkan dan dikemas dalam amplop kertas kecil.Tidak peduli metode pelestarian, informasi rinci di mana dan kapan tanaman itu dikumpulkan, habitat, warna (karena mungkin memudar dari waktu ke waktu), dan nama kolektor biasanya disertakan.